Kebocoran data oleh pihak ketiga melonjak dua kali lipat, efeknya terasa di banyak sektor

Ancaman keamanan siber terhadap rantai pasok terus meningkat, menjadi salah satu risiko paling signifikan bagi organisasi di berbagai sektor. Ketergantungan yang mendalam pada pemasok, mitra, dan penyedia layanan pihak ketiga menciptakan jaringan interkoneksi yang kompleks. Meskipun efisien, jaringan ini juga memperkenalkan banyak kerentanan baru yang dapat dieksploitasi oleh pelaku ancaman.

Kerentanan dalam Rantai Pasok Digital
Struktur rantai pasok yang modern sering kali melibatkan banyak entitas, mulai dari pengembang perangkat lunak, penyedia layanan cloud, hingga distributor fisik. Setiap pihak ketiga dalam rantai ini dapat menjadi titik masuk potensial bagi serangan siber. Pelaku ancaman menargetkan entitas yang mungkin memiliki keamanan siber yang lebih lemah sebagai cara untuk menyusup ke organisasi utama. Kerentanan dapat bersembunyi dalam perangkat lunak yang digunakan, perangkat keras yang dipasang, atau bahkan dalam proses operasional pemasok.

Modus Serangan Siber Terhadap Rantai Pasok
Berbagai taktik digunakan untuk menyerang rantai pasok. Salah satu modus umum adalah melalui pembaruan perangkat lunak yang sah namun telah disusupi (supply chain attack). Pelaku ancaman menyuntikkan kode berbahaya ke dalam pembaruan yang kemudian didistribusikan ke pelanggan pemasok, memberikan akses luas ke banyak target. Taktik lain termasuk kompromi kredensial pemasok untuk mendapatkan akses ke sistem pelanggan, atau menggunakan rekayasa sosial dan phishing yang ditargetkan pada karyawan di rantai pasok untuk mencuri informasi sensitif atau menyebar malware.

Dampak dan Konsekuensi
Serangan siber pada rantai pasok dapat memiliki konsekuensi yang menghancurkan. Selain kerugian finansial langsung akibat gangguan operasional, perbaikan sistem, dan biaya respons insiden, ada juga dampak jangka panjang seperti kerusakan reputasi, hilangnya kepercayaan pelanggan dan mitra, serta potensi tuntutan hukum dan sanksi peraturan. Pelanggaran data pelanggan atau data sensitif bisnis yang berasal dari rantai pasok dapat menyebabkan kerugian besar dan pelanggaran kepatuhan.

BACA JUGA:  Data lebih dari 2,2 juta orang bocor dari Ahold Delhaize

Strategi Mitigasi Risiko Siber Efektif
Melindungi diri dari risiko siber rantai pasok memerlukan pendekatan yang komprehensif dan proaktif. Langkah-langkah penting meliputi:
Uji tuntas yang ketat terhadap semua pemasok dan pihak ketiga sebelum menjalin kemitraan, termasuk evaluasi praktik keamanan siber mereka.
Pemantauan berkelanjutan terhadap aktivitas rantai pasok dan penilaian risiko secara berkala.
Penerapan manajemen akses yang ketat, memastikan pihak ketiga hanya memiliki akses minimal yang diperlukan untuk tugas mereka.
Segmentasi jaringan untuk membatasi pergerakan lateral pelaku ancaman jika satu segmen dikompromikan.
Memiliki rencana respons insiden siber yang matang yang mencakup rantai pasok.
Mendorong komunikasi dan kolaborasi yang kuat dengan pihak ketiga mengenai praktik keamanan siber dan berbagi informasi ancaman.

Meningkatkan Ketahanan Siber pada Rantai Pasok
Membangun ketahanan siber di seluruh rantai pasok bukan hanya tanggung jawab satu organisasi, tetapi upaya bersama. Diperlukan kesadaran kolektif tentang risiko yang ada dan investasi dalam kontrol keamanan yang tepat di setiap tingkatan. Kepatuhan terhadap standar keamanan yang relevan dan kerangka kerja manajemen risiko siber sangat penting. Dengan mengadopsi pendekatan yang terintegrasi dan berfokus pada visibilitas serta kontrol di seluruh ekosistem rantai pasok, organisasi dapat secara signifikan mengurangi paparan mereka terhadap serangan siber dan membangun fondasi yang lebih aman untuk operasi masa depan.

Sumber: https://www.helpnetsecurity.com/2025/06/30/supply-chain-cyber-risks/