Peretas disponsori negara membobol akun email beberapa jurnalis Washington Post

Serangan Siber Targetkan Jurnalis Washington Post
Beberapa akun email milik jurnalis di Washington Post dilaporkan telah diretas dalam sebuah insiden keamanan yang signifikan. Peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran serius mengenai keamanan siber bagi para profesional media yang sering menangani informasi sensitif dan berisiko tinggi.

Diduga Dilakukan oleh Aktor yang Didukung Negara
Penyelidikan mendalam menunjukkan bahwa serangan ini kemungkinan besar didalangi oleh aktor ancaman yang disponsori negara. Modus operandi dan target spesifik jurnalis yang meliput topik sensitif mengindikasikan adanya motivasi spionase atau pengawasan terkait liputan berita mereka. Informasi yang tersedia mengaitkan serangan ini dengan aktor yang terkait dengan pemerintah Tiongkok, secara khusus menargetkan jurnalis yang fokus pada isu-isu terkait Tiongkok.

Dampak Potensial terhadap Kerja Jurnalistik
Kompromi akun email jurnalis dapat membahayakan informasi sensitif, identitas sumber anonim, draf artikel yang belum dipublikasikan, dan komunikasi penting lainnya. Hal ini secara langsung mengancam kebebasan pers, integritas laporan berita, dan kemampuan jurnalis untuk beroperasi dengan aman serta melindungi sumber mereka.

Konfirmasi dan Konteks Lebih Luas Ancaman Siber
Pihak Washington Post telah mengonfirmasi adanya serangan ini dan menyatakan bahwa mereka sedang mengambil langkah-langkah perlu untuk meningkatkan keamanan digital guna melindungi staf mereka. Insiden ini menambah daftar panjang kasus di mana jurnalis dan organisasi berita terkemuka menjadi target serangan siber yang canggih oleh berbagai aktor dengan niat jahat, termasuk yang didukung oleh negara, menyoroti lanskap ancaman digital yang terus berkembang dan serius bagi media di seluruh dunia.

Sumber: https://securityaffairs.com/179065/security/state-sponsored-hackers-compromised-the-email-accounts-of-several-washington-post-journalists.html

BACA JUGA:  Salesforce Tandai 5 Celah Keamanan Setelah Pemeriksaan Keamanan SaaS Ungkap Risiko Salah Konfigurasi